Minggu, 02 April 2023

Pengertian batubara dan pembagiannya

Apa itu batubara ?

Batubara adalah akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang mati dan tidak sempat mengalami pembusukan secara sempurna, yang kemudian terpreservasi dengan baik dalam kondisi bebas oksigen (anaerobic) misalnya pada bagian bawah dari suatu danau atau pada endapan/sedimen berbutir sangat halus.

Batubara

 Batu bara menurut beberapa ahli

Spackman (1958 ): Batubara adalah suatu benda padat karbonan berkomposisi maseral tertentu.

The lnternational Hand Book of Coal Petrography (1963) : Batubara adalah batuan sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan, diikat oleh proses kompaksi dan terkubur dalam cekungan-cekungan pada kedalaman yang bervariasi, dari dangkal sampai dalam.

Thiessen (1974) : Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri dari bermacam-macam unsur kimia atau merupakan benda padat organik yang sangat rumit.

Achmad Prijono, dkk. (1992) : Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung sangat lama.

 

Apa saja jenis batubara

1. Gambut

Jenis batubara yang masih berada pada fase awal pembentukan batubara. Endapannya yang masih memperlihatkan bahan dasarnya yaitu tumbuh-tumbuhan menjadikan jenis ini bernilai paling rendah. Karena kadar air masih di atas 75% dan nilai karbon yang rendah. 

2. Lignite atau Batubara Muda

Lignite atau batubara muda menjadi jenis batubara yang kedua. Endapan satu ini juga masih bernilai rendah dan kadar karbon yang minim. Alasannya karena kadar air masih tinggi sehingga energi panas yang dikeluarkan masih rendah. Namun, masih dapat digunakan untuk sumber energi.

3. Sub Bituminus

Jenis batubara yang sudah berwarna kehitam-hitaman dan mengandung lilin. Cukup untuk digunakan sebagai bahan bakar dan pembakaran. Namun, kandungan karbon masih rendah karena kandungan air yang tinggi.

4. Bituminus

Memiliki ciri-ciri yang padat, hitam, brittle dan berbentuk bongkahan prismatic membuat jenis batubara satu ini berguna untuk kebutuhan industri. Misal, untuk kebutuhan transportasi karena kandungan karbon hingga 86%.

5. Antrasit

Jenis batubara yang paling tinggi tingkatannya adalah antrasit, yang mana memiliki unsur karbon sampai 98%. Ciri-ciri fisiknya adalah berwarna hitam, mengkilap dan keras. Digunakan untuk industri yang membutuhkan temperatur tinggi pada pembakarannya.

 

Parameter kualitas batubara

Pengujian fisik batubara berfungsi untuk mengukur kualitas dan kegunaan dari batubara itu sendiri. Terdapat 5 parameter kualitas dari batubara yang patut Anda ketahui, yaitu:

  1. Kadar Air Lembap (IM)
  2. Kadar Abu (ash)
  3. Zat Terbang (VM)
  4. Karbon Tetap (FC)
  5. Nilai Kalor (CV)

 

Batubara termasuk jenis batuan apa ??

Batubara merupakan batuan sedimen organik yang terbentuk dari pengenda-pan material sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami tekanan dan pemanasan. Batuan ini biasanya terbentuk di lingkungan rawa dan danau.

 

Bagaimana proses pembentukan batubara ?

Ada 2 teori yang menerangkan terjadinya batubara yaitu :

1. Teori In-situ 

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk.

Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak mengalami pembusukan secara sempurna, dan akhirnya menjadi fosil tumbuhan yang membentuk sedimen organik.

2. Teori Drift  

Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift biasanya terjadi di delta-delta, mempunyai ciri-ciri lapisan batubara tipis, tidak menerus (splitting), banyak lapisannya (multiple seam), banyak pengotor (kandungan abu cenderung tinggi). 

Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia (pembatubaraan).

1. Tahap penggambutan (peatification)  

Tahap penggambutan (peatification)  adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen (anaerobik) di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 - -[10 meter. 

Material tumbuhan yang busuk ini melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992).

2. Tahap pembatubaraan (coalification)  

Tahap pembatubaraan (coalification) merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang menutupinya, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen organik dari gambut (Stach, 1982, op cit Susilawati 1992). 

Pada tahap ini prosentase karbon akan meningkat, sedangkan prosentase hidrogen dan oksigen akan berkurang (Fischer, 1927, op cit Susilawati 1992). Proses ini akan menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan material organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit, hingga meta antrasit.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi proses pembetukan batubara yaitu: 

umur, suhu dan tekanan.

Mutu endapan batubara juga ditentukan oleh suhu, tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik. Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. 

Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut/peat (C60H6O34) yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah. 

Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batubara sub-bituminus (sub-bituminous). 

Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminus (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.

Dalam proses pembatubaraan, maturitas organik sebenarnya menggambarkan perubahan konsentrasi dari setiap unsur utama pembentuk batubara.

Disamping itu semakin tinggi peringkat batubara, maka kadar karbon akan meningkat, sedangkan hidrogen dan oksigen akan berkurang. Karena tingkat pembatubaraan secara umum dapat diasosiasikan dengan mutu atau mutu batubara, maka batubara dengan tingkat pembatubaraan rendah disebut pula batubara bermutu rendah seperti lignite dan sub-bituminus biasanya lebih lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah, sehingga kandungan energinya juga rendah. 

Semakin tinggi mutu batubara, umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin hitam mengkilat. Selain itu, kelembabannya pun akan berkurang sedangkan kadar karbonnya akan meningkat, sehingga kandungan energinya juga semakin besar.

 

Apa saja kegunaan batubara ?

Batubara telah memainkan peran yang sangat penting selama berabad-abad, tidak hanya membangkitkan listrik, namun juga merupakan bahan bakar utama bagi produksi baja, semen, pusat pengolahan alumina, pabrik kertas, industri kimia, serta farmasi.

 

 

Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close