Senin, 22 Maret 2021

Klasifikasi Dunham 1962 batuan karbonat

Assalamu'alaikum

Terimakasih telah mengunjungi blog kami, semoga sahabat-sahabat sekalian selalu dalam perlindungan Allah SWT serta mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Mari kita belajar bersama.


Sebelum membahas lebih jauh mengenai klasifikasi Dunham (1962) tentang pengelompokan batuan karbonat, lebih baik kita tahu lebih dulu apa itu batuan karbonat, agar lebih mudah memahami tentang klasifikasi Dunham.

1. Batuan Karbonat

Reijer,1986. Batuan karbonat didefinisikan sebagai batuan dengan kandungan material karbonat lebih dari 50% dan tersusun atas partikel karbonat klastik yang tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitasi langsung.

Reijer dan Hsu, 1986. Batugamping adalah batuan yang mengandung kalsium karbonat hingga 95%, sehingga tidak semua batuan karbonat merupakan batugamping.

Pettijohn, 1975. Batuan karbonat adalah batuan yang jumlah fraksi karbonatnya lebih besar dari fraksi non karbonat atau dengan kata lain fraksi karbonatnya (>50%).

 

2. Klasifikasi Dunham (1962)

Klasifikasi Dunham (1962) didasarkan pada tekstur deposisi dari batugamping, karena menurut Dunham dalam sayatan tipis batuan karbonat, tekstur deposisional merupakan aspek yang tetap. Klasifikasi ini dapat diketahui setelah melakukan sayatan tipis batuan, bukan dari pengamatan megaskopis.

Pada klasifikasi ini, Dunham membagi atas enam penamaan, yaitu mudstone, wackstone, packstone, grainstone, boundstone, dan crystaline. Agar lebih jelasnya, terdapat pada gambar di bawah ini ( Gambar 1 dan Gambar 2 ).


Klasifikasi Dunham 1962
Gambar 1. Klasifikasi Dunham (1962)



Klasifikasi Dunham 1962 - Bahasa Indonesia
Gambar 2. Klasifikasi Dunham (1962) - Bahasa Indonesia

 

2.1 Penjelasan gambar klasifikasi Dunham (1962) di atas :

Penamaan batuan karbonat menurut Dunham terdiri atas enam, yaitu mudstone, wackstone, packstone, grainstone, boundstone, dan crystalin. Penjelasan untuk setiap penamaan pada gambar 1 dan 2 tertera di bawah ini :

1. Mudstone

Pada mudstone, kenampakan butiran kurang dari 10% karna terisi lebih banyak lumpur, lumpur disini sebagai matriks batuan. Lumpur tersebut berukuran lempung dan karbonat ukuran lanau halus. Komponen asli tidak terikat selama deposisi. Tekstur deposisi dapat dikenali.

2. Wackstone

Pada Wackstone, terdapat lebih dari 10% butiran yang kebanyakan tidak bersinggungan (menempel), tetapi masih ada kandungan lumpur. Lumpur sebagai matriks batuan. Lumpur tersebut berukuran lempung dan karbonat berukuran lanau (halus). Komponen asli tidak terikat selama deposisi. Tekstur deposisi dapat dikenali. 

3. Packstone 

Pada  Packstone, kenampakan butir saling bersinggungan (menempel), tetapi masih ada kandungan lumpur. Lumpur sebagai matriks batuan. Lumpur tersebut berukuran lempung dan karbonat berukuran lanau (halus). Komponen asli tidak terikat selama deposisi. Tekstur deposisi dapat dikenali.

 4. Grainstone

Pada Grainstone, kenampakan butir lebih mendominasi dan saling bersinggungan (menempel). Kandungan lumpur sangat sedikit dan bahkan tidak dijumpai. Komponen asli tidak terikat selama deposisi. Tekstur deposisi dapat dikenali.

5. Bounstone

Pada Boundstone, komponen asli di ikat menjadi satu. Teksture deposisi dapat dikenali.

6. Crystaline

Pada Crystaline, Tekstur deposisi tidak dapat dikenali. Terdiri dari kristal hasil pelarutan. 

 

2.2 Istilah penting :

Sparit (semen)

Dalam klasifikasi Dunham (1962) ada istilah sparit (semen) yang berasal dari presipitasi kimia yang dipengaruhi waktu pembentukan. Sparit ini hadir setelah proses butiran terendapkan. Bila kehadiran spartit memiliki selang waktu, maka butiran akan ikut tersolusi sehingga dapat mengisi grain. Peristiwa ini disebut post early diagenesis.

Tingkat energi (Mud & Grain - Supported)

Dasar yang dipakai Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik batuan. Bila batuan bertekstur mud supported di interpretasikan terbentuk pada energi rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada lingkungan berarus tenang. Sebaliknya gran supported hanya terbentuk pada lingkungan dengan energi gelombang kuat sehingga hanya komponen butiran yang dapat mengendap.

Deposisi

Deposisi merupakan proses pengendapan material pada suatu tempat atau daerah.

Mikrit

Mikrit  (massa dasar batuan) merupakan massa berbutir lebih halus dari material tempat dimana kristal atau klas yang lebih besar tertanam.

Fabrik

Fabrik merupakan kenampakan hubungan antar butir batuan. Bila antar butir saling bersinggungan maka disebut tertutup, sedangkan jika antar butir tidak saling bersinggungan (terdapat jarak) maka disebut terbuka.


2.3 Kemudahan dan kesulitan dalam klasifikasi Dunham (1962)

Klasifikasi Dunham (1962) punya kemudahan dan kesulitan. Kemudahannya tidak perlu menentukan jenis butiran dengan detail karena tidak menentukan dasar nama batuan. Kesulitannya adalah di dalam sayatan hanya memberi kenampakan 2 dimens, oleh karena itu harus dibayangkan bagaimana bentuk 3 dimensi batuannya agar tidak salah mengartikan.


Tidak ada komentar:

Cari Pembahasan Lainnya ?

close